-->

5 Hal Unik Berikut Akan Kamu Temukan Saat Mendaki Gunung Ijen

5 hal unik saat mendaki Gunung Ijen - Buat kamu yang hobi mendaki gunung dan traveling, pastinya sudah tidak asing lagi dengan Gunung Ijen. Gunung ini pada dasarnya masuk dalam kategori gunung berapi aktif, yang terletak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Berdasarkan catatan sejarah, gunung ini telah meletus sebanyak empat kali, yakni di tahun 1796, 1817, 1913, dan 1936.

5 hal unik saat mendaki Gunung Ijen
Pemandangan Gunung Ijen dari atas via kompas.com

Gunung Ijen populer akan keindahan Baluran dan Kawah Ijen-nya. Rasanya sayang kalau kamu harus meninggalkan Banyuwangi ini tanpa mengunjungi keduanya. Apalagi, pemerintah daerahnya pun gencar melakukan banyak promosi dan pembenahan untuk pariwisata Gunung Ijen. Misalnya, wacana “kereta gantung” untuk mendaki Gunung Ijen, yang baru-baru ini diekspos ke publik. Sangat menarik, bukan?

Berwisata ke Gunung Ijen sendiri bisa kamu jadikan sebagai salah satu alternatif liburan yang menarik. Selain bisa diakses dengan mudah karena keberadaan stasiun kereta api hingga bandara, biaya transportasi dan akomodasinya pun sangat terjangkau. Tentang tiket kereta api, misalnya. Data yang diambil dari PT KAI menyebutkan bahwa tiket menuju Stasiun Banyuwangi Baru (ekonomi), dimulai dari Rp94 ribu, loh!

Nah selain itu, Gunung dengan ketinggian 2.443 mdpl ini ternyata punya beberapa hal unik yang harus kamu ketahui. Penasaran? Yuk, simak ulasan berikut.



1. Fenomena Api Biru (Blue Fire)


5 hal unik saat mendaki Gunung Ijen
Fenomena Api Biru via tribunjogja.com

Sebagai informasi, Gunung Ijen menjadi “primadona” Indonesia lantaran keberadaan api biru yang konon hanya ada dua di dunia. Pertama, di Eslandia. Dan kedua, Gunung Ijen, Banyuwangi. Sebenarnya, fenomena yang baru pertama kali dilihat orang di tahun 1950-an ini tidak benar-benar api. Api tersebut mirip seperti api kompor yang berwarna biru. Penelitian dari University of Geneva, Swiss menunjukkan, percikan biru yang ada di Kawah Ijen merupakan reaksi dari gas Bumi atau belerang yang keluar dari tanah dengan oksigen (udara),terutama pada suhu di atas 360 derajat Celsius.

Kalau beruntung, kamu bisa menyaksikan langsung api biru ini di Kawah Ijen, tepatnya setelah mendaki selama sekitar tiga jam. Adapun waktu terbaik untuk melihat api biru ini adalah pada dini hari, hingga pukul 04.00 pagi. Pada saat itu, kadar oksigen yang ada di kawah sangat bagus, sehingga memungkinkan api biru terlihat sempurna.


2. Penambang Belerang Tradisional


5 hal unik saat mendaki Gunung Ijen
Penambang belerang via okezone.com

Tidak bisa ditampik, potensi alam Gunung Ijen ternyata memberikan keuntungan bagi warga sekitar. Hal ini berkaitan dengan salah satu mata pencaharian utama masyarakat sekitar, yakni penambang belerang. Belerang-belerang ini, nantinya akan diproses sebagai produk kosmetik, bahan ban, korek api, salep, hingga pupuk. 

Perlu kamu ketahui, ada beberapa area di sekitar Kawah Ijen yang masuk ke dalam kawasan tambang belerang tradisional. Inilah mengapa, ketika mengunjungi dan melakukan pendakian di Gunung Ijen, besar kemungkinan kamu akan bertemu dengan para penambang yang sedang memikul belerang. Bayangkan saja, mendaki tanpa beban saja sudah terasa ngos-ngosan, apalagi sembari memikul belerang? Konon, seorang penambang bahkan mampu membawa beban hingga 60 kg untuk sekali pendakian! Keren banget, bukan?

Pekerjaan sebagai penambang belerang sendiri tergolong sebagai pekerjaan yang berisiko tinggi. Pasalnya, Kawah Ijen memiliki kadar asap beracun yang mencapai lebih dari 40 kali batas aman pernapasan. Belum lagi soal beban dan jalur ekstrim yang harus dihadapi sang penambang setiap kali bekerja.

Nah, kalau kamu ingin berkunjung ke Gunung Ijen, tidak ada salahnya untuk segera memesan tiket online di Traveloka. Ketika sampai, segera menyewa masker, membeli suvenir belerang, sekaligus menggunakan jasa para penambangnya. Untuk membayar jasa pemandu lokal misalnya, kamu hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp150 ribu per perjalanan. Adapun buat kamu yang merasa “lelah” dan tidak kuat naik/turun Gunung Ijen, jangan ragu untuk mencoba jasa “angkut” milik para penambang. Dengan kreatif, mereka menggunakan gerobak sebagai kendaraan untuk mengangkut para wisatawan yang mungkin merasa lelah di perjalanan.

Oh ya, untuk keamanan, jangan lupa untuk melengkapi diri kamu dengan pakaian hangat, jaket, penutup kepala, masker, dan senter, ya. Kamu juga diwajibkan untuk membawa air minum dan sedikit camilan secukupnya ketika tracking, supaya menjaga stamina kamu tetap kuat.


3. Kaldera Kawah Ijen


5 hal unik saat mendaki Gunung Ijen
 Pemandangan di Kaldera Kawah Ijen via banyuwangi.com

Tahukah kamu kalau dari sekian banyak gunung berapi di sana, kaldera Kawah Ijen merupakan yang terluas di Pulau Jawa? Gunung Ijen memiliki sebuah kawah berukuran 960 meter x 600 meter, dengan kedalaman 200 meter. Secara umum, ukuran kalderanya bahkan mencapai 20 kilometer. Adapun Kawah Ijen sesungguhnya merupakan sebuah danau kawah vulkanik yang berada di atas Gunung Ijen, serta ada pada ketinggian sekitar 2.443 mdpl.

Jika pada malam hari pendaki akan disuguhi keindahan api biru, maka di siang hari kamu akan menikmati pemandangan dari bibir kawah. Ini mencakup keindahan air danau yang berwarna biru toska, berpadu dengan pemandangan sekitar yang tidak kalah cantik. Namun, kamu harus berhati-hati. Jangan sampai kamu mendekat, apalagi menyentuh air danaunya. Bagaimanapun, danau ini punya kandungan asam yang sangat tinggi dan nyaris mendekati nol.  Bahkan danau ini tercatat sebagai danau asam terbesar di dunia. Konsekuensinya, air danau bisa melarutkan banyak benda. Sebagai contoh, besi yang jika dicelupkan ke air, akan langsung berkarat. Belum lagi, perihal suhu kawah yang bisa mencapai 200 derajat Celcius.


4. Suvenir Belerang


5 hal unik saat mendaki Gunung Ijen
Suvenir unik yang terbuat dari belerang via wisatapriangan.com

Belerang-belerang hasil tambang tidak hanya akan diproses sebagai bahan baku kosmetik, ban, korek api, salep, atau pupuk. Satu cara kreatif para penambangnya adalah dengan mengubahnya menjadi suvenir cantik yang memikat. Nah, belerang-belerang tadi akan dicetak maupun dibentuk menjadi apa pun. Misalnya, bisa berupa tokoh kartun, gambar candi, arsitektur, atau apa saja!


5. Panorama Indah Lainnya


5 hal unik saat mendaki Gunung Ijen
Gunung Raung via manusialembah.com

Walaupun dalam bahasa Jawa, Ijen berarti “sendirian”, faktanya Gunung Ijen ini tidak benar-benar sendirian, lho. Dari puncak Gunung Ijen, kamu akan menyaksikan pemandangan gunung lain yang masih berada dalam satu kompleks. Seperti puncak Gunung Merapi di bagian timur (2.800 mdpl), Gunung Raung (3.332 mdpl), Gunung Suket (2.950 mdpl), Gunung Pendil (2.950 mdpl), dan Gunung Rante (2.664 mdpl).


Itulah lima hal unik yang hanya bisa kamu nikmati ketika mengunjungi Gunung Ijen. Nah, untuk pengalaman wisata yang lebih nyaman, ayo segera persiapkan keberangkatan kamu sedari awal. Misalnya, dengan melakukan pemesanan tiket pesawat dan kereta api melalui situs Traveloka. Happy traveling!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel