-->

Mengintip Fenomena Jastip, Hobi Shoping yang Dibayar

A: "Besok aku mau liburan ke Bali, nih."
B: " Wah, asyik nih. Titip oleh-oleh kaos Bali, dong."
C: "Aku juga, titip dua ya."

Fenomena jastip hobi shoping yang dibayar - Percakapan di atas mungkin sering kamu alami atau dengar ketika ada seseorang yang mau berwisata ke suatu tempat. Biasanya, teman-teman ataupun yang lainnya meminta oleh-oleh.

Fenomena jastip hobi shoping yang dibayar
Fenomena jastip tengah populer di kalangan wisatawan via seputarperempuan.com

Kalau mereka menitipkan uang buat membeli oleh-oleh sih mending. Bagaimana kalau mereka ternyata enggak menitipkan uang? Yang ada pasti bikin kamu kesel dan keki. Karena kamu kepikiran cuma buat membelikan mereka oleh-oleh saja ketimbang menikmati liburan. Yang ada malah tambah bikin capek.

Nah, daripada kamu enggak dibayar apa-apa, mendingan kamu membuka usaha jastip saja kalau mau berwisata. Jastip atau jasa titip merupakan peluang usaha baru yang sangat menguntungkan, terutama buat kamu yang doyan banget sama belanja alias shoping. Kenapa? Karena, kamu bisa menyalurkan hobi kamu, sekaligus dibayar dan dapat uang. Asyik banget kan?

Istilah jastip biasanya dipakai oleh para wisatawan atau traveler yang mau pergi ke suatu tempat. Nantinya, mereka akan menawarkan jasa titipan ke teman-temannya, maupun orang lain. Titipannya adalah berupa barang yang khusus ada di tempat tujuan tersebut, seperti kulinernya, fashionnya, aksesorisnya, atau bahkan brand-brand asalnya.

Misalnya, kamu mau pergi ke Jepang. Kemudian, teman-teman kamu mau menitip untuk membeli komik versi Jepang asli, mau membeli kimono aslinya, dan lain-lain. Maka kamu bisa memanfaatkan momen tersebut buat membuka usaha jastip. Jadi, jangan mau dititipi oleh-oleh tapi mereka enggak mau membayar.

Biasanya nih, para pelaku usaha jastip ini mematok fee sebagai uang jasa karena telah membantu membelikan barang yang diinginkan. Biasanya mereka mematok fee 10% dari harga barang. Namun, ada juga yang mempunyai standar harga tersendiri.

Nah, di sini kamu memanfaatkan momen tersebut untuk mengambil keuntungan. Sambil berbelanja dan berwisata, kamu juga dibayar untuk membelikan barang yang dititipkan oleh orang-orang yang menggunakan jasa kamu.

Fenomena jastip ini bahkan bukan hanya terjadi sama para wisatawan saja. Biasanya usaha jastip juga muncul di saat ada sebuah event. Mereka yang malas mengantri buat membeli tiket, bisa menggunakan jastip ini untuk membeli tiket.

Fenomena jastip ini memang sudah lama terjadi. Biasanya mereka memanfaatkan orang-orang yang membutuhkan suatu barang yang adanya hanya di tempat yang akan kamu kunjungi. Dengan jastip ini, kamu cukup bermodalkan smartphone buat mengontak orang-orang yang akan menggunakan jasa kamu, kemudian mulai shoping.

Berbisnis jastip ini bahkan mempunyai keuntungan yang enggak sedikit. Misalnya saja, ada yang bisa menghasilkan omset puluhan juta hanya dari usaha jastip ini. Bahkan, ada yang menjadikannya sebagai pekerjaan utama. Jadi, sehari-harinya adalah shoping, shoping, dan shoping, kemudian dibayar. Hobi tersalurkan, uang pun dapat.

Memang, bisnis ini kelihatannya wow banget. Tapi, salah satu kendalanya adalah kamu harus mempunyai modal buat menalangi biaya jastip. Kecuali, kalau kamu meminta mereka untuk membayar di muka, berikut fee-nya, maka hal itu bukan menjadi masalah.

Meskipun begitu, kamu harus pandai-pandai nih mengatur barang dalam jastip kamu. Kenapa? Karena, kalau barang yang dititipkan ke kamu cukup banyak, maka kamu akan kerepotan membawanya. Untuk itu, kamu harus pintar-pintar mengaturnya biar enggak kerepotan.


Jastip dan belanja online

Fenomena jastip hobi shoping yang dibayar
Jastip vs online shoping via icrewz.com

A: "Ngapain pake jastip? Kan ada online shoping. Barangnya sama aja. Lebih murah bahkan.
B: "Iya lebih murah dan free ongkir."

Mungkin kamu bertanya-tanya, apa bedanya jastip dengan belanja online? Bukannya lebih enak belanja online ya ketimbang jastip yang justru lebih mahal?

Memang sih, belanja online itu sama saja dengan jastip, yakni kamu berbelanja barang yang enggak ada di daerah kamu. Kalau belanja online, kamu langsung membelinya kepada si penjual, distributor, ataupun agennya. Sedangkan jastip adalah kamu memang membeli langsung, tapi melalui perantara.

Perbedaan dari keduanya, barang dari hasil belanja online biasanya dikirim melalui paket atau ekspedisi. Bahkan, ada yang free ongkir dalam belanja online ini. Sedangkan kalau jastip biasanya orangnya sendiri yang membawa barang tersebut. Atau mungkin juga dia bisa saja menggunakan jasa ekspedisi karena banyaknya barang yang harus dibawa.

Jika dilihat, memang jastip kelihatan lebih mahal daripada belanja online. Apalagi, dengan adanya fee yang dipatok hingga 10% dari harga barang. Tentu ini yang bikin para konsumen pikir-pikir lagi buat menggunakan jastip.

Meskipun begitu, ada yang diunggulkan dari jastip dibanding belanja online, yakni promonya. Biasanya, promo belanja offline ada yang buy 1 get 1. Promo seperti ini biasanya ada di mall-mall dan jarang ditemukan di belanja online. Nah, momen ini harus kamu manfaatkan baik sebagai penyedia usaha jastip.

Dengan membeli barang, maka kamu bisa mendapatkan barang tersebut dengan gratis, karena harga barang aslinya sudah dibayar oleh orang yang memesan di usaha jastip kamu. Bayangkan jika banyak orang yang menitip ke kamu. Maka kamu bisa mendapatkan keuntungan besar.

Karena itu, jastip ini sangat menguntungkan buat kamu. Lalu, bagaimana dengan meyakinkan konsumen biar menggunakan jastip kamu?

Jadi, ada baiknya kamu membuat katalog barang yang bagus yang akan dijadikan jastip. Tujuannya biar para pengguna jasa kamu akan tertarik sama jastip kamu. Sehingga, jastip kamu lebih menarik ketimbang belanja online.

Jadi bagaimana, apakah kamu tertarik untuk berbisnis jastip ini?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel