Kebiasaan Sehari-Hari Ini Enggak Disadari Bisa Bikin Rusak Lingkungan
Minggu, 16 Desember 2018
Kebiasaan yang enggak disadari bisa merusak lingkungan - Mungkin kamu sudah tahu kalau beberapa perilaku dan tindakan manusia bisa merusak lingkungan. Contohnya seperti penebangan hutan secara liar, membuang limbah ke laut dan sungai, membuang sampah sembarangan, membuat polusi udara, dan lain-lain. Tapi, tahukah kamu kalau ternyata ada juga perilaku dan kebiasaan yang enggak kamu sadari bisa bikin rusak lingkungan?
Disengaja ataupun enggak, kebiasaan yang dilakukan sehari-hari ini bikin lingkungan menjadi rusak. Padahal, kamu enggak tahu efeknya kan? Karena, perilaku itu sudah mengakar dan kerap kamu lakukan. Lalu apa sajakah kebiasaan yang enggak sadar sudah merusak lingkungan itu? Biar lebih jelas, yuk simak ulasannya berikut ini.
1. Mencuci dengan sabun anti bakteri
Pastinya kamu sering cuci tangan dengan sabun anti bakteri, biar tangan kamu lebih bersih. Tapi tahukah kamu, meskipun kamu terbiasa menggunakannya sehari-hari demi kesehatan kamu, ternyata air bekas sabun cuci tangan enggak sehat buat lingkungan. Loh kenapa?
Ada sebuah studi dari Johns Hopkins dari University Center for Water and Health, di dalam sabun anti-bakteri terkandung triclocarban dan triclosan. Kedua zat tersebut akan berbahaya ketika terdegradasi. Partikel kimiawi ini bahkan termasuk choloform, yang bisa muncul di rantai makanan tumbuhan, hewan, dan manusia.
Beberapa studi bahkan telah membuktikan kalau kandungan triclosan di lingkungan, bikin tikus dan amfibi mengalami pubertas lebih dini, infertilitas, serta kanker.
2. Menggunakan sedotan, sumpit, dan cup plastik
Pastinya kamu sering memakai sedotan, sumpit, dan cup plastik saat membeli makanan dan minuman. Apalagi, kamu membelinya dengan sistem take away alias dibungkus, serta delivery.
Ternyata, kebiasaan ini bisa merusak lingkungan. Karena jumlah sedotan, sumpit, serta cup plastik jadi produksi sampah yang mengerikan. Apalagi, plastik enggak bisa diuraikan oleh lingkungan, dan membutuhkan waktu ribuan tahun.
Yang lebih buruknya lagi adalah penggunaan sumpit kayu yang bisa menghilangkan hutan. Biasanya, kamu langsung membuang sumpit kayu setelah makan. Hal tersebut bisa memangkas sekitar 20 juta pohon per tahun. Jadi, bukan cuma merusak biota laut saja akibat banyaknya sampah yang mengalir ke laut, ternyata paru-paru dunia juga ikut terdeforestasi karena kebiasaan delivery makanan.
3. Mengonsumsi kedelai dan kelapa sawit
Kacang kedelai memiliki nilai gizi yang tinggi dan sangat bagus buat tubuh. Karena itu, kacang kedelai merupakan alternatif makanan sehat dan non hewani terbaik yang ada. Berbagai olahan dari kacang kedelai seperti tahu, tempe, dan kecap, laris manis diserbu orang-orang. Namun karena hal ini, penebangan hutan menjadi sangat masif di daerah tropis, karena untuk ditanami pohon kedelai. Sehingga, menyebabkan luas hutan menjadi berkurang.
Hal yang sama juga terjadi pada kelapa sawit. Karena permintaan pasar yang tinggi akan kelapa sawit, seperti untuk memproduksi mie instan, biskuit, minyak goreng, dan bahkan produk kecantikan, Indonesia mempunyai lebih dari separuh perkebunan sawit di dunia. Bahkan, total areanya sebesar pulau Jawa ditambah Sulawesi. Penebangan hutan secara besar-besaran untuk ditanami kelapa sawit, membuat flora dan fauna yang biasa hidup di hutan-hutan menjadi kehilangan habitatnya.
4. Membuang obat sembarangan
Perlu kamu ketahui kalau membuang obat ternyata ada aturannya. Karena, obat yang dibuang secara sembarangan ke lingkungan, akan mengganggu ekosistem lingkungan tersebut. Apalagi, obat mengandung zat-zat kimia yang berbahaya.
Contohnya seperti pil KB. Kalau sampai obat ini ke laut, bisa mempengaruhi ekosistem ikan. Karena, pil KB juga bekerja ke hormon ikan. Terlebih lagi, rantai makanan akan terganggu dan ekosistem sekitarnya juga akan ikut terganggu.
Selain itu, jika obat anti-depresan yang dibuang ke got atau sungai, akan larut dan mempengaruhi air tersebut. Ketika ada burung lewat dan meminum air got atau air sungai yang dilaruti obat anti-depresan, akan berpengaruh pada perilaku burung. Contohnya seperti enggak mau makan dan berkembang biak, serta enggak kuat lagi hidup di musim dingin.
Karena itu, cara terbaik biar obat yang dibuang itu enggak mempengaruhi ekosistem dan lingkungan, adalah dengan membungkus obat tersebut dengan tanah atau ampas kopi. Hal itu buat mengurangi efek obatnya.
Kalau obat tersebut belum kadaluarsa, lebih baik jangan dibuang. Kamu justru harus menyimpannya rapat-rapat di tempat dingin dan terhindar dari sinar matahari. Hal tersebut bertujuan agar bisa dikonsumsi lagi jika dibutuhkan.
5. Enggak menghabiskan makanan
Kebiasaan enggak menghabiskan makanan ternyata menjadi salah satu masalah besar dunia. Karena menurut studi, ada sekitar 1,3 milyar ton sampah makanan secara global tiap tahunnya, dan hal ini jadi ancaman besar bagi lingkungan.
Pasalnya, limpahan sampah makanan ini menghasilkan gas rumah kaca secara masif yang menyebabkan pemanasan global. Terlebih lagi, makin banyak permukaan tanah hijau yang dikorbankan buat dijadikan lahan pertanian, yang justru semakin memperparah adanya pembuangan sampah makanan. Sehingga, bukan cuma manusia saja, tumbuhan dan hewan pun ikut jadi korban.
Kebiasaan ini enggak disadari kalau udah bikin rusak lingkungan via trubus.id |
Disengaja ataupun enggak, kebiasaan yang dilakukan sehari-hari ini bikin lingkungan menjadi rusak. Padahal, kamu enggak tahu efeknya kan? Karena, perilaku itu sudah mengakar dan kerap kamu lakukan. Lalu apa sajakah kebiasaan yang enggak sadar sudah merusak lingkungan itu? Biar lebih jelas, yuk simak ulasannya berikut ini.
1. Mencuci dengan sabun anti bakteri
Mencuci tangan dengan sabun bisa bikin rusak lingkungan via benefitsbridge.unitedconcordia.com |
Pastinya kamu sering cuci tangan dengan sabun anti bakteri, biar tangan kamu lebih bersih. Tapi tahukah kamu, meskipun kamu terbiasa menggunakannya sehari-hari demi kesehatan kamu, ternyata air bekas sabun cuci tangan enggak sehat buat lingkungan. Loh kenapa?
Ada sebuah studi dari Johns Hopkins dari University Center for Water and Health, di dalam sabun anti-bakteri terkandung triclocarban dan triclosan. Kedua zat tersebut akan berbahaya ketika terdegradasi. Partikel kimiawi ini bahkan termasuk choloform, yang bisa muncul di rantai makanan tumbuhan, hewan, dan manusia.
Beberapa studi bahkan telah membuktikan kalau kandungan triclosan di lingkungan, bikin tikus dan amfibi mengalami pubertas lebih dini, infertilitas, serta kanker.
2. Menggunakan sedotan, sumpit, dan cup plastik
Penggunaan sedotan ternyata bisa bikin rusak lingkungan via trubus.id |
Pastinya kamu sering memakai sedotan, sumpit, dan cup plastik saat membeli makanan dan minuman. Apalagi, kamu membelinya dengan sistem take away alias dibungkus, serta delivery.
Ternyata, kebiasaan ini bisa merusak lingkungan. Karena jumlah sedotan, sumpit, serta cup plastik jadi produksi sampah yang mengerikan. Apalagi, plastik enggak bisa diuraikan oleh lingkungan, dan membutuhkan waktu ribuan tahun.
Yang lebih buruknya lagi adalah penggunaan sumpit kayu yang bisa menghilangkan hutan. Biasanya, kamu langsung membuang sumpit kayu setelah makan. Hal tersebut bisa memangkas sekitar 20 juta pohon per tahun. Jadi, bukan cuma merusak biota laut saja akibat banyaknya sampah yang mengalir ke laut, ternyata paru-paru dunia juga ikut terdeforestasi karena kebiasaan delivery makanan.
3. Mengonsumsi kedelai dan kelapa sawit
Keberadaan kelapa sawit menyingkirkan habitat flora dan fauna via oknusantara.com |
Kacang kedelai memiliki nilai gizi yang tinggi dan sangat bagus buat tubuh. Karena itu, kacang kedelai merupakan alternatif makanan sehat dan non hewani terbaik yang ada. Berbagai olahan dari kacang kedelai seperti tahu, tempe, dan kecap, laris manis diserbu orang-orang. Namun karena hal ini, penebangan hutan menjadi sangat masif di daerah tropis, karena untuk ditanami pohon kedelai. Sehingga, menyebabkan luas hutan menjadi berkurang.
Hal yang sama juga terjadi pada kelapa sawit. Karena permintaan pasar yang tinggi akan kelapa sawit, seperti untuk memproduksi mie instan, biskuit, minyak goreng, dan bahkan produk kecantikan, Indonesia mempunyai lebih dari separuh perkebunan sawit di dunia. Bahkan, total areanya sebesar pulau Jawa ditambah Sulawesi. Penebangan hutan secara besar-besaran untuk ditanami kelapa sawit, membuat flora dan fauna yang biasa hidup di hutan-hutan menjadi kehilangan habitatnya.
4. Membuang obat sembarangan
Membuang obat sembarangan bisa bikin rusak lingkungan via ummuhani.com |
Perlu kamu ketahui kalau membuang obat ternyata ada aturannya. Karena, obat yang dibuang secara sembarangan ke lingkungan, akan mengganggu ekosistem lingkungan tersebut. Apalagi, obat mengandung zat-zat kimia yang berbahaya.
Contohnya seperti pil KB. Kalau sampai obat ini ke laut, bisa mempengaruhi ekosistem ikan. Karena, pil KB juga bekerja ke hormon ikan. Terlebih lagi, rantai makanan akan terganggu dan ekosistem sekitarnya juga akan ikut terganggu.
Selain itu, jika obat anti-depresan yang dibuang ke got atau sungai, akan larut dan mempengaruhi air tersebut. Ketika ada burung lewat dan meminum air got atau air sungai yang dilaruti obat anti-depresan, akan berpengaruh pada perilaku burung. Contohnya seperti enggak mau makan dan berkembang biak, serta enggak kuat lagi hidup di musim dingin.
Karena itu, cara terbaik biar obat yang dibuang itu enggak mempengaruhi ekosistem dan lingkungan, adalah dengan membungkus obat tersebut dengan tanah atau ampas kopi. Hal itu buat mengurangi efek obatnya.
Kalau obat tersebut belum kadaluarsa, lebih baik jangan dibuang. Kamu justru harus menyimpannya rapat-rapat di tempat dingin dan terhindar dari sinar matahari. Hal tersebut bertujuan agar bisa dikonsumsi lagi jika dibutuhkan.
5. Enggak menghabiskan makanan
Buang-buang makanan bikin rusak lingkungan via trubus.id |
Kebiasaan enggak menghabiskan makanan ternyata menjadi salah satu masalah besar dunia. Karena menurut studi, ada sekitar 1,3 milyar ton sampah makanan secara global tiap tahunnya, dan hal ini jadi ancaman besar bagi lingkungan.
Pasalnya, limpahan sampah makanan ini menghasilkan gas rumah kaca secara masif yang menyebabkan pemanasan global. Terlebih lagi, makin banyak permukaan tanah hijau yang dikorbankan buat dijadikan lahan pertanian, yang justru semakin memperparah adanya pembuangan sampah makanan. Sehingga, bukan cuma manusia saja, tumbuhan dan hewan pun ikut jadi korban.